Mensos Gus Ipul Kagumi Perubahan Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang

Jombang — Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengaku kagum melihat perubahan positif para siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 8 Jombang, Jawa Timur. Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan dan berdialog dengan siswa serta orang tua di sekolah tersebut, Sabtu (11/10) malam.

“Saya senang, sejak beroperasi Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang ini telah menjalankan proses pembelajaran yang baik dan terukur. Anak-anak menunjukkan perubahan nyata setelah tiga bulan berada di sini,” kata Gus Ipul dalam keterangannya.

Kehadiran Mensos disambut hangat oleh para siswa dengan berbagai penampilan, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pidato berbahasa Inggris, hingga paduan suara dan pembacaan puisi.

Gus Ipul menjelaskan, para siswa SRT 8 Jombang datang dari berbagai latar belakang dan lingkungan sosial. Karena menggunakan sistem berasrama, mereka perlu waktu untuk beradaptasi dengan pola belajar dan disiplin baru.

“Bulan-bulan pertama penuh tantangan dan dinamika. Namun memasuki bulan kedua, kondisi mulai stabil dan ke depan Insya Allah akan semakin baik,” ujarnya optimis.

Ia menambahkan, keberhasilan proses adaptasi tersebut tidak terlepas dari dedikasi para guru dan tenaga kependidikan yang bekerja dengan komitmen tinggi.

“Guru-gurunya diseleksi secara ketat. Kepala sekolah juga dipilih dari mereka yang berpengalaman dan kompeten. Secara umum, saya melihat kinerja mereka cukup baik,” jelasnya.

Salah satu penampilan yang menarik perhatian Gus Ipul adalah pidato berbahasa Inggris dari siswi Putri Anisa Hadi Ningtyas. Sang ibu, Mariani, turut hadir menyaksikan penampilan anaknya dengan penuh haru.

Mariani mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, atas kesempatan bagi anak-anaknya untuk bersekolah di Sekolah Rakyat.

“Saya benar-benar bersyukur. Anak saya yang besar sempat berhenti sekolah karena biaya, tapi kini bisa melanjutkan lagi di Sekolah Rakyat. Terima kasih kepada Bapak Presiden,” ujar Mariani dengan mata berkaca-kaca.

Diketahui, Mariani bekerja sebagai buruh laundry dengan penghasilan sekitar Rp40.000 per hari, sementara suaminya tidak lagi bisa bekerja karena sakit. Meski menjadi tulang punggung keluarga, ia tetap berjuang agar kedua anaknya bisa bersekolah.

“Saya sangat berterima kasih karena anak saya dua-duanya diterima di sekolah ini. Ini anugerah yang luar biasa,” ungkapnya.

Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang saat ini menampung 100 siswa, terdiri dari 50 siswa jenjang SMP dan 50 siswa jenjang SMA. Proses pendidikan dan pendampingan dijalankan oleh 19 guru, 10 wali asuh, dan 2 wali asrama.

Sekolah ini menjadi salah satu percontohan program pendidikan berasrama yang mengintegrasikan pembelajaran akademik, pembentukan karakter, serta keterampilan sosial bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. (***)