Persahabatan Dua Sanggar Seni Randai: Semangat Baru Padang Panjang untuk Kembali Jadi Kota Seni

PADANG PANJANG – Irama talempong, hentakan kaki, dan tepuk tangan penonton malam itu menciptakan suasana hangat di tengah dinginnya udara Padang Panjang. Dua sanggar seni Minangkabau, Randai Jambatan Aia Putiah Padang Panjang dan Randai Tuah Sepakat Lubuak Alung Padang Pariaman, bertemu dalam “Pertunjukan Randai Persahabatan” yang sarat makna dan semangat kebersamaan.

Kegiatan yang digelar di Kelurahan Kampung Manggis, Sabtu 01/11/25. Ini menjadi bukti bahwa semangat berkesenian masyarakat Padang Panjang belum padam. Bagi Edi Satria, S.Sn., M.Sn. (Mak Itam), pelatih sekaligus dosen ISI Padang Panjang, pertunjukan ini menjadi momentum untuk membangkitkan kembali gairah seni di kota yang dulu dikenal sebagai Kota Pendidikan dan Kota Seni.

“Sudah lima tahun Padang Panjang tidak lagi ikut festival randai di Sumbar. Padahal dulu kami pernah juara nasional di Surabaya. Lewat kegiatan ini, kami ingin membuktikan Padang Panjang masih punya denyut seni yang kuat,” ujar Mak Itam.

Poto: Mak Itam Saat memberikan Arahan dan pesan-pesan kepada seluruh anggota randai.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran generasi muda dan dukungan orang tua dalam menjaga seni tradisional.

Pesan untuk adik-adik kita malam ini bahwa Kesenian adalah milik kita, kesenian wajib kita jaga dan melestarikannya, jikalau kesenian ini tidak ada, maka di ibaratkan seperti ” Jalan lah di asak urang lalu, cupak lah di tuka urang manggaleh” dan kita tidak akan lagi menemukan kesian di Padang Panjang.

“Kesenian adalah milik kita. Kalau kesenian hilang, sama artinya dengan hilangnya jati diri anak nagari,” ucapnya penuh makna.

Lanjutnya Mak Itam juga mengumumkan rencana Festival Randai se-Sumbar yang akan digelar Desember mendatang oleh Sanggar Jambatan Aia Putiah.

Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan semangat para pelaku seni muda, Padang Panjang diharapkan kembali bersinar sebagai kota yang hidup oleh napas seni dan budaya anak nagari.

Randai bukan hanya hiburan, kata Mak Itam , tapi cermin jiwa orang Minang tempat kita belajar tentang adat, kehormatan, dan kebersamaan.

Sementara itu Apresiasi dan Harapan dari Pendiri Sanggar Jambatan Aia Putiah,
Rusda, menyampaikan rasa bangga atas suksesnya pertunjukan ini.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan persahabatan ini. Pertunjukannya luar biasa, banyak ilmu dan pengalaman baru yang kami dapat dari Sanggar Tuah Sepakat,” ujarnya.

Tambah Rusda menegaskan, bahwa kegiatan ini menjadi titik awal untuk terus berbenah dan mengembangkan kualitas Randai Jambatan Aia Putiah agar lebih dikenal di Sumatera Barat, khususnya di Padang Panjang.

“Ke depan kami akan berusaha tampil lebih baik lagi. Terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang yang telah memberi kesempatan kepada kami. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa jadi agenda rutin,” harapnya.

Ia juga menyinggung soal keterbatasan fasilitas yang dihadapi sanggar. “Kami masih meminjam alat-alat pertunjukan. Mudah-mudahan Pemko Padang Panjang bisa membantu sarana dan prasarana kami,” tambahnya penuh harap.

Dari pihak tamu, Rinaldi, Ketua Sanggar Tuah Sepakat, mengatakan, kali ini kita membawa 30 anggota untuk tampil. Ia berharap silaturahmi antar-sanggar bisa terus berjalan.

“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan semangat generasi muda melestarikan randai. Kalau bisa, dilakukan setiap tiga bulan sekali,” katanya.

Para anggota randai muda Jambatan Aia Putiah juga merasa terinspirasi. “Keren dan memotivasi. Kami ingin terus berkembang agar lebih fasih dalam setiap gerakan,” ungkap salah satu pemain muda.

Marlina, S.Sn., selaku Kasi Pengembangan Kebudayaan Disdikbud Kota Padang Panjang, menilai kegiatan ini sangat berarti untuk pelestarian seni daerah.

“Ini menjadi motivasi bagi anak-anak kami agar bisa berprestasi dan terus menjaga warisan budaya yang mulai terkikis zaman,” ujarnya.

Sementara Ireli Sofa, SH, Dt. Tan Majo Lelo mewakili Ketua KAN Nagari Bukik Surungan, menyampaikan apresiasinya.

“Randai adalah napas budaya Minangkabau. Kegiatan seperti ini penting untuk membangkitkan kembali tradisi nagari yang mulai tergerus oleh kemajuan teknologi,” ucapnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Dinas Pendidikan, Kapolsek, Koramil 01/PP, Ketua KAN Bukit Surungan, Camat, Lurah, LPM, RT, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. (P)