Padang Panjang – Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi NasDem, Ir. M. Shadiq Pasadique, SH, MM, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rutan Kelas IIB Padang Panjang, Rabu (22/10/2025). Kunjungan tersebut bertujuan memastikan pelaksanaan fungsi pembinaan, pelayanan, dan pemenuhan fasilitas bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berjalan sesuai standar.
Kehadiran Shadiq disambut langsung oleh Kepala Rutan Padang Panjang, Torkis Freddy Siregar, SH, M.Hum, bersama jajaran pejabat struktural. Dalam sidaknya, Sodiq meninjau sejumlah area penting seperti dapur, klinik pratama, blok hunian, area pertanian, dan kolam perikanan yang menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian WBP.

Dalam keterangannya, Shadiq menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembinaan, keamanan, dan kemanusiaan di lembaga pemasyarakatan. Ia juga menyoroti perlunya perhatian terhadap ruang hunian layak, sanitasi bersih, layanan kesehatan, serta kegiatan produktif bagi warga binaan.
“Kelebihan kapasitas dan minimnya fasilitas sering kali menjadi bom waktu di lapas dan rutan. Hal ini harus diantisipasi sejak dini,” ujar Shadiq tegas.
Selain meninjau fasilitas, Shadiq juga berdialog langsung dengan para pengunjung rutan. Mereka mengaku puas dengan pelayanan petugas yang dinilai ramah dan tertib.
“Sekarang kunjungan lebih teratur dan tidak ribet seperti dulu,” ungkap salah satu pengunjung.

Namun demikian, Shadiq tetap mengingatkan agar pengawasan terhadap pungutan liar (pungli) dan pelayanan diskriminatif terus diperketat.
“Transparansi pelayanan itu wajib. Jangan sampai hukum tampak tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” katanya menegaskan.
Menanggapi hal itu, Kepala Rutan Padang Panjang, Torkis Freddy Siregar, menyampaikan apresiasi atas perhatian dan masukan dari anggota DPR RI tersebut.
“Kunjungan Pak Shadiq menjadi motivasi bagi kami untuk terus berbenah. Semua masukan akan kami tindak lanjuti demi peningkatan pelayanan dan pembinaan,” jelasnya.
Torkis juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengembangkan program pembinaan berbasis ekonomi produktif, seperti budidaya ikan lele, pertanian sayuran, dan pelatihan keterampilan kerja bagi WBP.
“Harapannya, setelah bebas nanti mereka memiliki bekal dan kemandirian ekonomi,” tutupnya. (P)
